Dokumentasi Julita Pustika
SEMARANG- Dusun Babahan Desa Sidomulyo Kecamatan
Purworejo merupakan dusun yang bertahun –tahun menoreh penghasilan dari
produksi kolang-kaling. Pemrosesan kolang-kaling bulan puasa tahun ini tak
semulus dari tahun-tahun sebelumnya, pasalnya banyak masyarakat yang menebang
pohon aren untuk dijual.
Kolang-kaling merupakan isi dari buah yang dihasilkan pohon aren yang mampu
hidup bertahun-tahun. Kecamatan Purworejo merupakan daerah yang kebanyakan
potensi penduduknya memproduksi kolang-kaling. Menurut Basiru (56) salah satu
pengusaha kolang kaling Kecamatan Puworejo, Rabu (16/7) “usaha memproduksi kolang-kaling
yang saya jalankan merupakan usaha yang sudah turun temurun dari zaman nenek
saya sampai saya dan anak saya,” ungkapnya.
Ia menjalani usaha ini sudah lebih dari 15 tahun. Bulan puasa merupakan
bulan berkah karena jumlah permintaan dibulan ramadhan ini meningkat hingga 2
kali lipat dari bulan sebelumnya. Bahkan untuk permintaan dari pelanggan lebih
dari satu kuintal setiap hari. Dibulan biasa ia tidak setiap hari memproduksi
kolang-kaling namun dibulan ramadhan ini produksi dilakukan setiap hari.
Meningkatnya permintaan ini secara otomatis membuat harga jual
kolang-kaling naik hingga hampir dua kali lipat. Dari harga sebelum puasa Rp. 7.000
untuk setiap kilogram kini melonjak menjadi Rp. 10.000 setiap kilogram.
Sarni (51) istri Basiru mengungkapkan bahan untuk pembuatan kolang-kaling
tahun ini tak semulus tahun kemarin. Hal itu disebabkan karena semakin
banyaknya pohon aren yang ditebang oleh pemiliknya dan menjualnya secara
batangnan untuk dijadikan tepung pati. “Menjual pohon aren untuk dijadikan
tepung pati jauh lebih menguntungkan dari pada harus menunggu buah aren,” katanya.
Untuk saat ini Bahan produksi kolang-kaling didapat dari daerah Tumenggung dan
Wonosobo.
baca juga: polder tak kunjung difungsikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar